"BISMILLAH"
Beberapa catatan mengenai ajaran "SUFI" yang setelah sekian lama mengorek ngorek mencari., semoga pembaca boleh menilai dengan akal yang waras.. semoga allah mengurniakan rahmat kepada diri pembaca sekalian.....
Nama dan ajaran Sufisme tidak pernah dikenal atau
ada pada masa kehidupan Rasul Shallallaahu 'alaihi wa Salam, para
shahabat dan Tabi'in. kemudian setelah itu muncul sekelompok orang zuhud
yang mengenakan pakaian sangat sederhana yang disebut dengan shuf
(kulit domba) dan dari situlah awal penamaan sufi. Ada juga pendapat
yang mengatakan bahwa sufi berasal dari kata sufiya yang dalam buku-buku
falsafah Yunani diartikan dengan hikmah. Yang jelas munculnya nama baru
ini ternyata membawa dampak bagi kaum muslimin, dimana akhirnya ajaran
Sufi ini pecah menjadi sekian banyak aliran (tharikat) dan sufi yang
berkembang sekarang ini lebih banyak kebid'ahan dan pemyimpangannya
dibanding pendahulunya. Berikut ini penjelasan syaikh Muhammad bin Jamil
Zainu tentang beberapa pokok ajaran sufi beserta tinjauannya dari
pandangan Al Qur'an dan Sunnah.
1.Ajaran sufisme memiliki
tharikat yang sangat banyak, masing-masing mengklaim bahwa tharikatnya
yang paling benar. Padahal Al Qur'an melarang itu semua sebagaimana
dalam firman Allah, artinya: "Dan janganlah kamu termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama
mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (QS. Ar Rum :31-32)
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam juga menjelaskan bahwa tariqah atau
jalan yang lurus hanyalah satu, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits
Ibnu Mas'ud.
2.Ajaran sufisme membolehkan berdoa kepada selain
Allah, baik itu nabi, para wali yang masih hidup maupun yang telah
meninggal. Diantara mereka ketika beristighatsah ada yang mengucapkan:
"Ya Syaikh Abdul Qadir Jailani, Ya Rifai atau ya Nabi kepada-mulah kami
bersandar dan minta pertolongan". Ini menyalahi firman Allah yang
artinya: "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfa'at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab
jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau
begitu termasuk orang-orang yang zalim". (QS. 10:106)
3.Ajaran
sufisme meyakini adanya Abdal (wali badal), Aqthab (wali kutub) dan
wali-wali lain yang diserahi oleh Allah mengatur segala urusan dan
perkara di alam ini. Padahal orang-orang musyrik saja sebagaimana
dikisahkan dalam Al Qur'an mengetahui bahwa yang mengatur semua urusan
adalah Allah.
4.Sebagian penganut sufisme meyakini wihdatul wujud
(alam adalah satu kesatuan sebagai wujud Rabb), ittihad atau hulul
(bersatunya hamba dengan rabb) sehingga tidak ada beda antara khaliq dan
makhluk. Ajaran ini disebarkan oleh Ibnu Arabi yang dalam penggalan
syairnya ia berkata: "Hamba adalah Rabb dan Rabb adalah hamba". (Al
Futuhat Al Makiyyah , Ibnu Arabi). Ajaran ini sangat keterlaluan karena
orang yang musyrik atau sangat bodoh sekalipun akan bisa membedakan
dirinya dengan Rabb (Tuhan).
5.Sebagian kaum sufi mengajarkan
zuhud dalam kehidupan, namun dengan cara meninggalkan sebab-sebab atau
usaha dan jihad (berjuang) padahal Allah telah berfirman, artinya: " Dan
carilah pada apa yang telah dianu-gerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmat-an) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu." (QS. 28:77) "Dan
siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi." (QS. 8:60)
6.Tingkatan ihsan dalam sufi adalah ketika
mereka berdzikir (kepada Allah), mereka membayangkan syaikh mereka
bahkan ketika shalat pun demikian, tidak jarang diantara mereka yang
menghadap gambar syaikhnya ketika shalat. Ini bertentangan dengan makna
hadits Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim bahwa Ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah-olah kita
melihatNya.
7.Dalam tasawuf seseorang tidak boleh beribadah
kepada Allah karena takut neraka dan karena mengharap surga. Padahal
Allah memuji para Nabi yang berdoa kepadaNya karena mengharap surga dan
karena takut akan SiksaNya. Firman Allah, artinya: "Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan
harap dan cemas."(QS. 21:90), yakni mengharap surga dan cemas akan siksa
dan adzab Allah.
8.Ajaran Sufisme membolehkan mengeraskan suara
dalam do'a atau zikir dan terkadang diiringi alat musik dan disertai
tari-tarian sedang Allah telah berfirman, artinya: "Berdo'alah kepada
Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. 7:55)
9.Sebagian
kaum sufi tidak malu- malu menyebut nama khamar, mabuk, wanita dan
jatuhcinta dalam syair-syairnya dan terkadang itu dibaca dalam
acara-acara yang diadakan di masjid, sambil diiringi tepuk tangan dan
teriakan-teriakan. Dalam Al Qur'an dijelaskan bahwa bertepuk tangan
merupakan adat orang-orang musyrik dalam ibadah mereka. Firman Allah,
artinya: "Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu lain tidak hanyalah
siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu
itu." (QS. 8:35)
10.Sebagian orang Sufi ada yang senang melakukan
atraksi-atraksi tertentu, misalnya menusuk, memukul diri dengan besi
lalu ia memanggil ya jaddah (wahai eyang) sehingga ia tidak sakit atau
terluka. Sebagian orang jahil menyangka bahwa ini adalah karamah padahal
tidak lain adalah istidraj (pemberian yang menjerumuskan).
11.Orang-orang
Sufi meyakini metode kasyf untuk menyingkap perkara-perkara ghaib.
Padahal tidak ada yang mengetahui perkara ghaib kecuali Allah
sebagaimana Firman Nya, yang artinya: "Katakanlah: "Tidak ada seorangpun
di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali
Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS.
27:65)
12.Orang Sufi berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad
Shallallaahu 'alaihi wa Salam diciptakan oleh Allah dari NurNya.
Kemudian dari Nur Muhammad diciptakan alam ini. Sedang Al Qur'an
menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah
manusia biasa yag diberi wahyu, dalam artian bahwa beliau anak turun
Nabi Adam yang diciptakan dari tanah dan terlahir melalui seorang ibu.
Firman Allah, artinya: "Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Ilah
kamu itu adalah Ilah Yang Esa". (QS. 18:110)
13.Kaum Sufi punya
keyakinan bahwa dunia dan seisinya diciptakan karena Nabi Muhammad
Shallallaahu 'alaihi wa Salam padahal Allah telah berfirman bahwa jin
dan manusia diciptakan adalah untuk beribadah, yang artinya: "Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".
(QS. 51:56)
14.Ajaran Sufisme juga meyakini bahwa seseorang bisa
melihat Allah ketika di dunia. Sedang Al Qur'an menyangkal semua ini.
Sebagaimana kisah Nabi Musa yang ingin melihat Allah, artinya: " Rabb
berfirman: "Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu, tapi lihatlah
ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya
kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung
itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan.
(QS. 7:143)
15.Diantara orang Sufi ada yang mengaku bisa bertemu
Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Salam (setelah beliau meninggal)
dalam keadaan terjaga atau sadar penuh. Ini adalah sesuatu kedustaan,
karena Al Qur'an menjelaskan bahwa alam barzah itu terdinding sehingga
tidak mungkin orang yang telah meninggal kembali lagi ke dunia, Firman
Allah, artinya: "Dan di hadapan mereka(yang telah meninggal) ada dinding
sampai hari mereka dibangkitan." (QS. 23:100)
16.Sebagian
penganut tasawwuf ada yang mengaku bahwa ia mendapat ilmu langsung dari
Allah tanpa melalui Rasul Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Ibnu Arabi
mengatakan: "Dan dikalangan kami ada yang mengambil ilmu langsung dari
Allah, maka ia menjadi pengganti Allah (khali-fatullah)."
Ini
adalah ucapan yang batil, karena Al Qur'an menjelaskan bahwa perintah
dan larangan Allah disampikan melalui RasulNya, sebagaimana firman-Nya,
yang artinya: "Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari
Rabbmu." (QS. 5:67)
Kemudian seseorang tidak akan mungkin jadi
pengganti Allah, karena Allah tidak akan bisa lupa atau terlengah dalam
mengawasi makhlukNya, justru Allahlah yang menjadi pengganti dalam
menjaga keluarga kita, ketika kita sedang safar (bepergian) oleh karena
itu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam mengajarkan do'a: "Ya Allah
Engkaulah teman dalam safar dan pengganti dalam kelaurga." (HR. Muslim)
17.Kaum
sufi merayakan maulid dengan berkumpul dan menamakannya Majlis Shalawat
Nabi. Sebagian mereka beri'tiqad bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Salam datang dalam acara tersebut dan bisa menolong mereka.
18.Kebanyakan
orang sufi bersusah payah menyiapkan bekal dan uang, sekedar untuk
menziarahi kubur tertentu dan bertabaruk (mencari berkah) di sana, dan
ada pula yang menyembelih binatang atau thawaf. Ini melanggar larangan
Rasul Shallallaahu 'alaihi wa Salam, dalam sebuah sabdanya, yang
artinya: "Tidak boleh bersusah payah menyiapkan bekal untuk berpergian
kecuali ke tiga masjid : Masjidil Haram, Masjdku ini (Nabawi), dan
Masjidil Aqsha." (Muttafaq 'Alaih). Yang dimaksud bepergian dalam hadits
di atas adalah dalam rangka ibadah atau mendatangi tempat-tempat yang
dianggap mulia.
19.Kaum Sufi sangat fanatik dengan perkataan
syaiknya (gurunya), walaupun terkadang ucapan itu tidak sesuai dengan
sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Firman Allah, artinya: " Hai
orang-orang yang beriman,
20.janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-
21.Nya dan bertaqwalah kepada Allah." (QS. 49:1)
22.Kaum
sufi banyak menggunakan Thalasim (rajah), huruf-huruf, dan angka-angka
dalam memilih (baca: meramal), juga ada yang menggunakan jimat dan
pengasihan. Ini termasuk perbuatan Arraf (tukang ramal) yang berbuat
kesyirikan.
23.Kaum sufi senang membikin-bikin shalawat yang
isinya terkadang mengandung kemusyrikan dan jarang menggunakan shalawat
yang telah diajarkan oleh Rasulullah.
Sumber: Ash-sufiyah fil Mizanil
Kitab was Sunnah, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu (Dept. Ilmiah)
Thursday 22 December 2011
Monday 12 December 2011
KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W
assalamualaikum disini saya ingin berkongsi sunnah qauliyah bersama sahabat-sahabat dan semua,, semoga bermanfaat...
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan Kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci.Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kami lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya, kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti dalam perkara-perkara kecil.
Wahai Manusia Sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu, maka mereka, juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam Susana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai kedalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai Manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikankanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah Ibadah Haji sekiranya kamu mampu. Ketahui bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
Ingatlah, bahawa, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung jawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaaku.
Wahai Manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan ada lain agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, necaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah ALQURAN dan SUNNAHKU.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMU.
Khutbah ini disampaikan pada 9hb zulhijjah, tahun 10 Hijriyah di lembah Uranah, Gunung Arafah..:
"Wahai manusia dengar la baik-baik apa yang hendak aku katakan, aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini, oleh itu dengar lah dengan teliti kata-kataku ini dan sampaikanlah kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini..
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti dalam perkara-perkara kecil.
Wahai Manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikankanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah Ibadah Haji sekiranya kamu mampu. Ketahui bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
Ingatlah, bahawa, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung jawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaaku.
Wahai Manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan ada lain agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, necaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah ALQURAN dan SUNNAHKU.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMU.
Subscribe to:
Posts (Atom)